Sebagai Kepala Sekolah SMAN 2 Kendari, saya ingin membagikan sedikit cerita tentang apa yang sedang kami upayakan di sekolah di tengah ketidakpastian pembelajaran tatap muka (PTM). Memang sampai hari ini, belum ada kejelasan resmi tentang kapan PTM bisa dilaksanakan secara penuh. Tapi itu tak membuat kami tinggal diam.
Kami di sekolah tetap bergerak. Kami mulai dengan melakukan sosialisasi kepada seluruh siswa dan juga orang tua mereka. Kami ingin mereka semua tahu bahwa jika memang PTM memungkinkan dilaksanakan, kami siap. Kami tidak mau gegabah, tapi kami juga tidak mau lengah.
Kami mulai mempersiapkan sarana dan prasarana sesuai standar yang ditentukan. Protokol kesehatan jadi prioritas utama. Kami sudah merancang mekanisme penerapan 3M — memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak — sebagai bagian dari keseharian siswa di sekolah nanti. Semua akan kami lakukan dengan ketat, demi keselamatan bersama.
Saya tahu, keputusan akhir tetap ada di tangan tim verifikasi. Tapi kami ingin menunjukkan bahwa kami serius dan siap jika dinyatakan layak. Jika verifikasi menyatakan sekolah kami memenuhi syarat, maka PTM akan kami laksanakan sesuai protokol. Tapi tentu, kami juga tidak akan memaksakan. Kami tetap mempertimbangkan banyak hal, terutama keselamatan siswa dan guru di tengah pandemi Covid-19 ini.
Sementara menunggu kepastian, siswa-siswa kami masih mengikuti proses Belajar dari Rumah (BDR). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah membantu dengan memberikan kuota internet, dan kami dari pihak sekolah juga berupaya memfasilitasi WiFi gratis agar tidak ada siswa yang tertinggal.
Ini bukan masa yang mudah, tapi kami tetap semangat. Karena bagi saya, pendidikan anak-anak kita harus tetap berjalan, bagaimanapun caranya — dengan hati, dengan tanggung jawab, dan dengan kerja sama semua pihak.







Tinggalkan Balasan